PEREKONOMIAN
PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
Pada blog kali ini saya akan sedikit berbagi materi mengenai Perekonomian Pada Masa Demokrasi Terpimpin.
Kebijakan
Sanering Mata Uang
a.
Pengertian sanering
Pengertian
sanering atau merupakan istilah lain dari devaluasi merupakan suatu bentuk
kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai uang dengan tujuan agar daya beli
masyarakat menurun. Istilah sanering seringkali disamakan dengan redenominasi,
padahal maksud keduanya berbeda. Tujuan dari sanering ini untuk memudahkan
masyarakat untuk bertransaksi dan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Sesuai
dengan pengertian sanering di atas, maka kebijakan tersebut tidak hanya
memberikan dampak positif saja namun juga memberikan dampak negatif bagi
perekonomian Indonesia. Dampak terburuk juga dialami oleh para pebisnis yang
menggeluti industri produk karena menurunnya minat konsumen. Bahkan pada kasus
sanering yang pernah dilakukan di Indonesia sebelumnya, menyebabkan beberapa
industri gulung tikar.
b.
Dampak Sanering Pada Perekonomian
Tujuan
munculnya kebijakan ini adalah untuk menekan laju inflasi yang terus
berlangsung hingga tahun 1960-an. Namun, jaman dulu sistem informasi belum
semudah saat ini, sehingga pada hari pertama pengumuman kebijakan tersebut
tidak tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Akibatnya masyarakat yang sudah mengetahui informasi tersebut
berlomba-lomba untuk membelanjakan uang macan dan uang gajah secara serentak.
Hampir semua toko sembako, pedagang hewan ternak dan lainnya diserbu oleh
masyarakat untuk membelanjakan kedua jenis uang tersebut.
c.
Kelemahan dalam Kebijakan Sanering
Beberapa kelemahan dan dampak sanering yang terjadi pada
perekonomian negara antara lain:
·
Pembangunan ekonomi nasional menjadi terlantar
·
Nilai mata uang Rupiah menurun terhadap mata uang asing
·
Terjadipenurunan daya beli masyarakat sehingga kerugian
meningkat
·
Masyarakat Indonesia mengalami kesulitan
ekonomi, terutama masyarakat kecil
Sanering
di tahun 1959 bertujuannya untuk menekan daya beli masyarakat, namun justru
merugikan pelaku bisnis. Dengan begitu maka para pengusaha harus selalu update
informasi jika sewaktu-waktu terdapat kebijakan pemerintah terkait mata uang
seperti sanering yang merugikan.
d.
Contoh Sanering
Ada
beberapa contoh kebijakan sanering yang pernah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Diantaranya adalah:
1) Sanering Tahun 1950
Pada tanggal
19 Maret 1950, kebijakan sanering pertamakali dilakukan pemerintah
Indonesia. Dikenal dengan sebutan “gunting Syarifudin” dimana uang kertas
benar-benar digunting menjadi dua, baik secara fisiknya maupun
nilainya. Uang kertas yang digunting adalah pecahan Rp5 yang secara fisik
digunting dimana hanya bagian kiri nilainya Rp2,5. Sedangkan bagian kanan uang
kertas tersebut tidak ada lagi nilainya.
2) Sanering Tahun 1959
Pada tanggal 25
Agustus 1959, kebijakan sanering kedua diberlakukan. Pada saat itu uang pecahan
Rp1000 (dijuluki gajah) menjadi Rp100, dan pecahan Rp500 (dijuluki Macam)
menjadi Rp50.
3) Sanering Tahun 1965
Pada tanggal 13 Desember
1965 kembali dibuat kebijakan sanering yang ketiga. Saat itu Pecahan Rp1000
berubah nilainya menjadi Rp1 (uang baru). Demikianlah
ulasan tentang pengertian sanering, kelemahan dan dampak kebijakan
sanering, diatas semoga bisa menjadi salah satu sumber informasi Anda
agar lebih mewaspadai tentang gejolak perekonomian di Indonesia.
Pola
Pembangunan Semesta Berencana
Terkait
pembangunan semesta dan berencana, Presiden Sukarno menyampaikan amanatnya
kepada Dewan Perancang Nasional (Depernas) secara tertulis pada tanggal 28
Agustus 1959. Sementara pidatonya telah disampaikan pada tanggal 17 Agustus
1959.
“Tugas
Depernas ini adalah tugas-tugas pokok. Hasil baik atau gagalnya pekerjaan
Depernas adalah bergantung kepada penilaian tugas-kewajiban pokok itu.” kata
Bung Karno. Salah satu tujuan dari pembangunan Negara ialah memajukan Negara
dari yang sebagian kehidupannya masih dikuasai oleh imperialisme dan
feodalisme, ke Negara yang merdeka penuh.
Dijelaskan
Sukarno bahwa tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara setapak demi setapak.
Cara kerja tersebut sangat penting untuk diperhatikan supaya selalu
menyesuaikan perencanaan dengan perkembangan masyarakat yang semakin maju dan
agar hasil yang dicapai itu sesuai dengan harapan yang telah dapat dibangun di
kalangan rakyat, dan tentu agar tidak mengecewakan rakyat.
Pada era Bung Karno, Negara yang secara politis sudah merdeka
menunjukkan bahwa dalam bidang ekonomi rakyat masih tergantung pada suasana
penjajahan. Banyak sektor-sektor ekonomi yang belum sepenuhnya dikuasai oleh
Negara atau pengusaha-pengusaha nasional.
Oleh karena
itu, di samping angan-angan untuk mendirikan industri berat, industri-industri
pokok, saat itu tidak dilupakan adanya keharusan untuk menguasai sektor-sektor
ekonomi yang menjamin kelancaran pembangunan selanjutnya.
Sebagai
akibat dari politik penjajahan dalam bidang ekonomi, maka Indonesia menjadi
sumber bahan-bahan mentah untuk di ekspor, dan telah membuktikan bahwa
kehidupan ekonomi Belanda didasarkan pada bahan-bahan mentah. Oleh karena itu,
maka penting sekali untuk memberikan legalisasi dan pelaksanaan kepada
pengambil-alihan perusahaan-perusahaan milik kolonialis Belanda sebagai salah
satu dasar untuk menghimpun modal menuju pembentukan ekonomi nasional.
“Supaya
perusahaan-perusaahan milik kolonialis Belanda yang diambil alih itu dikuasai
oleh Negara. Supaya dalam soal ini Negara dan rakyat kita tidak tergantung dari
modal asing semata-mata, apalagi yang didapatnya dari berbagai macam syarat
yang mengikat, maka adalah penting sekali adanya politik untuk memobilisasi
potensi dan modal nasional. Disini juga akan diuji kecintaan rakyat kepada
Tanah Air. Dan kalau toh harus mendatangkan modal dari luar, maka yang penting
mendapatkan modal itu dengan jalan pinjam dengan syarat-syarat yang mungkin
diterima oleh rakyat dan tidak memberatkan beban rakyat.” ujar Bung Karno dalam
penjelasannya kepada Depernas.
Dalam rangka menjamin kelancaran perdagangan yang juga akan mendatangkan
modal dan devisen, maka memang penting agar impor dan ekspor dari bahan-bahan
yang penting dikuasai oleh pemerintah.
Berlaku
juga dalam hal distribusi di dalam negeri. Dalam hal ini juga penting sekali
dikembangkan koperasi uang dikuasai pemerintah. Begitu pula ekspor, impor, dan
distribusi perusahaan partikulir.
Bung Karno
juga menjelaskan bahwa dengan adanya modal dan bahan-bahan pembangunan yang
telah dapat didagangkan, maka akan timbullah kemungkinan yang besar untuk
mengatasi pengangguran yang semakin meningkat dari hari ke hari. Jika dapat
mengurangi angka pengangguran, sudah tentu pembangunan di negeri akan disambut
baik oleh masyarakat.
Dan Presiden
Sukarno juga menekankan bahwa ketika merencanakan pembangunan harus sekaligus
juga memperluas kesempatan bagi pemuda-pemuda Indonesia guna meneruskan pelajarannya,
mengembangkan bakatnya, dan memperluas kesempatan bekerja. Semua itu harus
ditinjau dalam rangka pengerahan rakyat dan potensi nasional.
“Usaha
untuk benar-benar meringankan beban hidup rakyat dari segala golongan termasuk
sesuatu yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu, karena itu adalah syarat
utama untuk membangkitkan semangat kerja rakyat, dan untuk meningkatkan
produksi. Pengerahan tenaga rakyat akan besar manfaatnya dan akan berhasil baik
apabila pembentukan pola pembangunan memperhitungkan lebih dahulu dengan
seksama potensi rakyat.” demikian Bung Karno.
Panitia
13
1.
Pengertian Panitia 13
Panitia 13 pada demokrasi
terpimpin adalah sebuah panitia yang dibentuk presiden irsoekarno untuk
mengurus pembentukan kabinet pada masa demokrasi terpimpin di mulai dari
bentukan pertamanya yaitu kabinet natsir. dinamakan panitia 13 karena
anggotanya berjumlah 13 orang.
Anggota panitia 13 merupakan
anggota pencetusnya Sumpah Pemuda (Teks Soempah Pemoeda) anggotanya antara lain
:
a. Soenario
b. J. Leimena
c. SoegondoDjojopoespito
d. Djoko Marsaid.
e. M. Yamin.
f. Amir Syarifuddin
Harahap
g. W.R Supratman
h. S. Mangoensarkoro.
i. Kasman
Singodimedjo.
j. Mohammad Roem
k. Adnan Kapau Gani
l. Sie Kong Liong.
m.Kartosoewirjo
Panitia 13 dibentuk oleh
Presiden Ir. Soekarno untuk mengurus pembentukan kabinet kabinet pada masa
demokrasi terpimpin dimulai dari bentukan pertamanya yaitu kabinet Natsir.
Dinamakan Panitia 13 karena anggotanya berjumlah 13 orang.
Dekon
1.
Pengertian Deklarasi Ekonomi adalah (Dekon)
Deklarasi Ekonomi (Dekon)
adalah Deklarasi yang disampaikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 28 Maret
1963 di Jakarta, untuk menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis
dan bebas dari imperialism dan system ekonomi berdikari (berdiri di atas kaki
sendiri) sebagai pelaksanaan Dekon, pada 26 Mei 1963 dikeluarkan serangkaian
peraturan di bidang ekspor dan impor, harga, serta
2.
Tujuan utama Deklarasi Ekonomi
Tujuan utama dari Deklarasi
Ekonomi itu adalah untuk menciptakan ekonomi nasional yang sifatnya demokratis
dan bebas dari imprealisme demi mencapai kemajuan ekonomi bangsa.
3.
Latar belakang dikeluarkan Deklarasi Ekonomi
Latar
belakang dikeluarkan Deklarasi Ekonomi adalah karena Berbagai peraturan
dikeluarkan pemerintah untuk merangsang ekspor (exportdrive) mengalami
kegagalan, misalnya Sistem Bukti Ekspor (BE). Sulitnya memperoleh bantuan modal
dan tenaga dari luar negri sehingga pembangunan yang direncanakan guna
meningkatkan taraf hidup rakyat tidak dapat terlaksana dengan baik. Sehingga
pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru guna perbaikan ekonomi
secara menyeluruh yaitu Deklarasi Ekonomi (DEKON) dengan 14 peraturan pokoknya.
Dekon dinyatakan sebagai
strategi dasar ekonomi Terpimpin Indonesia yang menjadi bagian dari strategi
umum revolusi Indonesia.
Proyek
Mercusuar
1.
Pengertian Mercusuar
Politik Mercusuar adalah
politik yang dijalankan oleh Presiden Soekarno pada masa demokrasi terpimpin
yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai mercusuar yang dapat menerangi
jalan bagi New EmergingForces (kekuatan baru yang sedang tumbuh) di dunia.
Contoh politik mercusuar: pembangunan monas (monumen nasional), Jembatan
Semanggi, dan pembangunan Gedung Canefo (Conferenceofthe New EmergingForce).
2. Dampak Pelaksanaan Politik Mercusuar
Dampak pelaksanaan politik mercusuar yaitu adanya kolaborasi antara
kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan
independen kaum buruhdan petani Indonesia. kolaborasi ini tetap gagal
memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak Indonesia kala
itu. dampak kedua yaitu pendapatan ekspor Indonesia menurun, cadangan devisa
menurun, inflasi terus menaik dan korupsi kaum birokrat dan militer menjadi
wabah sehingga situasi politik Indonesia menjadi sangat labil dan memicu
banyaknya demonstrasi di seluruh Indonesia, terutama dari kalangan buruh,
petani, dan mahasiswa.
3. Kelemahan dan Kelebihan
Kelemahannya adalah :
- Proyek-proyek yang
djalankan membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran rupiah.
- Kondisi Ekonomi negara
menjadi lebih buruk
- Indonesia menjadi ancaman bagi Blok barat dan Timur jika Canefo
dan Ganefo benar-benar tercapai
- Kestabilan politik yang rentan menjadi ancaman sendiri
bagi bangsa, seperti pemberontkan PKI 65
Kelebihannya
yaitu:
- Membangun hubungan persahabatan dengan
negara-negara lain
- Indonesia menjadi negara penggagas Ganef
- Menyejajarkan bangsa kita dan bangsa-bangsa yang baru merdeka,
bangsa yang baru berkembang ini dengan bangsa-bangsa yang sudah mapan seperti
Amerika, Inggris, Rusia China, untuk sama-sama mengatur ketertiban dunia.
Hanya itu yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat bagi teman-teman yang telah membacanya.
Hanya itu yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat bagi teman-teman yang telah membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar